Jumat, 31 Agustus 2012

Saat Sang Santri Mencium Pantat Ayam Goreng..

Pada dasar nya, kisah ini sering diceritakan oleh KH Abdul Karim Ahmad Mustofa dalam beberapa tausiyah nya. Kisah yang akan saya tulis ini menceritakan seorang santri dalam menahan amarah nya ketika kejadian ini terjadi di sebuah restoran. Inilah kisah nya..

Suatu hari, seorang santri datang ke sebuah restoran ayam panggang dan sang santri memesan satu buah ayam panggang utuh -ingkung, red-. Restoran ayam yang dia datangi adalah restoran yang paling rame di kota nya.

Sesaat setelah memesan, ayam pesanan nya datang setelah waktu yang tidak lama. Padahal pengunjung lain, ada yang harus mengantri berjam jam. Seorang pengunjung yang sudah menunggu lama dan belum mendapatkan pesanan mendatangi sang santri. Sayangnya, pengunjung yang mendatang nya adalah seorang preman.

Sang preman berkata "saya datang lebih dulu, dan saya sudah antri lama. kenapa kamu yang datang terakhir malah dilayani duluan ? sesungguhnya, ini adalah milik saya"

Santri : ini milik saya. Diantara oleh pelayan ke meja saya. Berarti ini milik saya..

Preman : ini milik ku karena aku tiba duluan disini. Jika kamu memotong paha ayam itu, maka aku akan motong paha mu. Jika kamu memotong kepla ayam itu, maka akan kupatahkan juga kepala mu..

kemudian, tanpa ada emosi dan tersenyum, sang santri dengan santai dan tak terduga mengangkat nampan ayamnya dan mencium pantat sang ayam dengan harapan sang preman juga akan encium pantat nya..
Kemudian yang preman pergi dengan terburu buru..

-end-

hikmah dari cerita : jangan terburu buru dalam bertindak dan bekata. Apalagi jika sedang tersulut emosi :))