Sabtu, 09 Juni 2012

KISAH GURU KAMI, ALHABIB MUNDZIR AL MUSAWWA..

kisah ini saya baca saat saya tidak sengaja membuka akun facebook milik salah seorang teman. Aktor utama dari kisah luar biasa ini, adalah beliau ALHABIB MUNDZIR AL MUSAWWA. Berikut adalah kisah nya :



"Al Habib Mundzir Al Musawwa :

Saudara ku yang kumuliakan,
saya adalah anak yang sangat dimanja oleh ayah saya. ayah saya selalu memanjakan saya lebih dari anak nya yang lain, namun dimasa baligh, justru saya putus sekolah, sedangkan semua kakak saya wisuda, ayah bunda saya bangga pada mereka, dan kecewa pada saya. karena saya malas sekolah saya lebih senang hadir majelis maulid Almarhum Al Arif Billah Alhabib Umar bin Hud Alattas, dan majelis ta'lim kamis sore di Bogor. masa itu yang mengajar adalah Al Marhum Al Allamah Alhabib Husein bin Abdullah bin Muhsin Alattas dengan kajian Fathul Baari.

Sisa hari saya adalah bershalawat 1000 siang 1000 malam,, zikir beribu kali, dan puasa Nabi Daud AS, dan shalat malam berjam jam. saya pengangguran. saya membuat ayah bunda saya malu.

ayah saya 10 tahun belajar dan tinggal di Makkah, guru beliau adalah Almarhum Alhabib Alwi Al Malikiy, ayah dari Almarhum Al Allamah Assayid Muhammad bin Alwi Al MAlikiy, ayah saya juga sekolahdi Amerika Serikat dan mengambil gelar sarjana di Nwe York University.

Almarhum ayah sangat malu, beliau mumpuni dalam agama dan mumpuni dalam kesuksesan dunia. beliau berkata pada saya : " kau ini mau jadi apa ? jika mau agama maka belajarlah dan tuntutlah ilmu sampai keluar negeri. jika ingin mendalami ilmu dunia maka tuntutlah sampai ke luar negeri. namun saran ku tuntutlah ilmu agama. aku sudah mendalami keduanya. dan aku tidak menemukan keberuntungan apa apa dari kebanggaan orang yang menyanjung negeri barat. walau aku adalah lulusan NEw York University, tetap aku tidak bisa sukses di dunia kecuali dengan kelicikan, saling sikut dalam kerakusan jabatan, dan aku menhindari itu.

maka ayahanda almarhum hidup dalam kesederhanaan di Cipanas. beliau lebih senang menyendiri dari ibukota, membesarkan anak anaknya, mengajari anak anak nya mengaji, ratib, dan shalat berjamaah.

namun boleh dikata, saya mengecewakan ayah bunda karena : DUNIA TIDAK AKHIRAT PUN TIDAK.

akhirnya, karena ayah saya pensiun, maka ibunda membangun sebuah losmen kecil di depan rumah. losmen ini hanya berupa 5 kamar saja. disewakan untuk orang baik, untuk biaya nafkah, dan saya adalah pelayan losmen ibunda saya.

setiap malam saya jarang tidur. duduk termenung di kursi penerimaan tamu yang hanya berupa meja kecil dan kursi kecil mirip pos satpam, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, berdzikir, menangis, dan shalat malam. demikian lah malam malam yang saya lewati.

siang hari saya puasa nabi Daud AS dan terus dilanda sakit asma yang parah. maka itu semakin membuat ayah bunda kecewa. berkatalah ibu saya : kalau kata orang, jika banyak anak, pasti ada satu yang gagal. ibu tak mau percaya pada ucapan itu. tapi apakah ucapan itu merupakan kebenaran ? "

---^O^---

maaf sekali, ceritanya saya potong dulu. buat pembaca yang mau tahu lebih lanjut, insyaALLAH akan saya sambung secepatnya :)
terimakasih untuk bang MUHAMMAD MAHFUD  :)