Jumat, 22 Juni 2012

"SELAMAT JALAN SAUDARA SEPERJUANGAN KU YANG PALING SETIA"

Ini lanjutan kisah yang kemarin Sahabat. Kisah bang Piiyang ditulis olh beliau Al Habib Mundzir Al Musawwa. Selamat membaca :)

Hamba dalam kedala, mau melakukan cangkok ginjal beayanya sampai 500 jutaan. Itupun belum 100% berhasil. Ada yang gagal dan ada juga yang berhasil. Hamba terus memantau keadaan bang Pii yang sudah tidak sadarkan diri di ruang ICU RS Budi Asih. Hamba sangat berat dan merasa belum rela melepasnya karena ia di salah satu posisi inti dan sangat terpercaya dan sangat hamba cintau. Kabar saya sampaikan pada Guru Mulia (Al Habib Umar bin Hafidh). bahwa sopir hamba dan sekalgus sudah menajdi teman saya, usianya 4-5 tahun lebih tua diatas hamba. Ia telah 14 tahun mengabdi pada hamba dalam dakwah. Kami susah senang bersama, maka Guru Mulia mengatakan "Jika ia wafat maka Sa'aadatukubra, Syahadah, dan pahala dakwah yang melimpah, namun aku masih akan membacakan doa kesembuhan baginya. Jika sampai besok fajar (jumat, 1 mei 2012) masih belum ada perubahan, boleh cabut seluruh alat bantunya di ruang ICU dan keluar dari ruang ICU." Hamba berharap 1 dari 3 hal :
1. Beliau sembuh dengan kekuatan dan kewibawaan nama Alah
2. Mencari pinjaman dana 500 juta untuk cangkok ginjal.
3. Jika tidak bisa juga, maka Allah SWT mengistirahatkan saja di alam barzakh, daripada terus tersiksa dengan sakitnya yang membuatnya semakin tersiksa pula perasaan nya karena tidak bisa lagi bersama hamba. Namun poin ketiga ini sugguh sangat berat bagi hamba.

Jumat siang 11 Rajab 1433 H / 1 Juni 2012 teat selesai bubara shalat jumat, hamba diruang istirahat masih dalam kondisi drop dan sangat lemah dan terus memantau keadaan beliau. Hamba menelpon kakaknya (Bang Ipul), maka bang Ipul tidak jelas suaranya karena ramai suara yang mengaji. Beliau sudah dirumah adiknya, tidak lagi bergerak, kecuali nafas bantuan namun denyut nadi masih terus berjalan walau sudah dicabut seluruh alat dan keluar dari ICU. Namun ketika hamba menelpon terdengar jeritan jeritan orang seperti kaget. Karena kaki kanannya bergerak kemudian berahir dengan tangan kanannya terangkat sebelah. Lalu Bang Pii MENGHEMBUSKAN NAFAS TERAKHIRNYA. (teringat wafatnya Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul SAW terangkat tangan kanannya dan menghembuskan nafas terakhir.)

Hamba keluar memaksakan diri untuk melayat jenazah. Sesampainya disana dikatakan beliau terus menyebut nyebut dan bertanya kabar hamba saat sebelum koma. Karena hamba belum menjenguk nya karena hamba pun sedang sangat lemah dan sakit, namun rupanya ajal sudah menjelang nya. Allah mengizinkannya menanti saat termulia yaitu hari jumat, karena teriwayatkan yang wafat hari jumat adalah tergolong syahid akhirat. Ia tidak ditanya mungkar nakir, ia tidak dihisab. Juga berpadu beliau ini sakit gagal ginjal. Rasul SAW bersabda pada shahih Bukhari bahwa salah satu golongan syahid adalah yang wafat sebab penyakit di perutnya. Maka mereka bebas dari segala masalah sakaraulmaut, siksa kubur, hisab, neraka, dan mereka di surga Allah SWT.

Namun Muhammad Ruhiy tampaknya tetap ingin berteu hamba sebelum wafat. Maka ketika suara hamba terdengar di hape, tubuhnya bergerak dengan sebelah kaki dan tangan terangkat, lalu menghembuskan nafas terakhirnya.

Majelis Rasulullah SAW sudah menjuta jamaah nya. Kau berpadu dalam pahala setiap tetes air mata mereka, setiap sujud mereka, bagimu kesaksian guru ku. Sa'aadatulkubra, syahadah, wal ajr fiddakwah ( Sa'aadah adalah sebutan Rasul SAW bagi orang yang selamat dari neraka yaitu mereka yang bahagia dengan abadi penduduk surga, maka ini disebut  Sa'aadatulkubra, yaitu kebahagiaan yang abadi yang sangat agung.


Lalu guru mulia menyebut juga beliau syahadah, yaitu mati syahid. Tentunya berlandaskan dalil yang hamba paparkan. Maka beliau ini bebas pula dari pertanyaan kubur, dan dihari kiamat nanti akan masuk surga tanpa hisab. Lalu guru mulia menyebut pula: wal ajr fiddakwah, yaitu : pahala atas dakwah yang besar.


Malam jumat sebelum beliau wafat, salah seorang jamaah majelis mengirim sms, "guruku, ampuni hamba. Lepas sahur dan sholat subuh hamba wirid pagi tadi lalu hamba tertidur dan berimpi lewat satu istana yang indah dan megah dan belum pernah terlintas di fikiran saya keindahan nya, sangat indah, megah ada pohon yang tumbuh mutiara dan emas yang indah, istananya putih bercahaya. Hamb dekati pintu depan nya dan ada bang Pii keluar dari pintu istana itu. Lalu hamba terpukau dengan wajah bang Pii yang indah dan becahaya, lalu beliau tersenyum dan bertanya pada saya "mau kemana ?". kemudian hamba menjawab "mau ke majelis bang Pii. Bang Pii ngak ke majelis?" tanya hamba lanjut dengan hati yang masih bingung dengan istana yang indah itu.


Lalu beliau tersenyum dan berkata : "engak". malam itupun saya tidak pergi ke majelis). titip salam ya buat yang lain. Banyak yang beliau katakan tapi hamba lupa. Ketika mau beranjak pergi meninggalkan istana dan bang Pii yang berada di depan gerbang pintunya, hamba bertanya lagi, "afwan bang Pii, ini istana punya bang Pii??" Lalu beliau menjwab, "iya, alhamdulillah "

Spontan hamba berkata pada beliau "kok bang Pii bisa beli istana ini?". Dengan senyum yang sangat indah, beliau berkata "INI HASIL DARI PENGABDIAN HAMBA PADA HABIBANA. ini yang ana dapat dan lebih lagi". Lalu hamba terdiam dan pamit pada bang Pii. Dari kejauhan beliau masih memandang hamba dan tersenyum.

Dalam hati hamba berkata "Subhanallah bertapa baiknya Habibana memberikan itu semua. Masih bingung dan tidak percaya, hamba terbangun jam 10.30 bangun tidur, wudhu lalu dhuha dan menengok HP. Ada sms dari seorang teman majelis yang minta doa karena bang Pii sedang kritis.

Yaa Allah, tumpah ruang air mata ini. Baru saja hamba jenguk di RS dan bertanya pada istrinya. Bang Pii tidak sadarkan diri dari kapan ? lalu istrinya bilang bahwa sudah sejak semalam masuk RS.



Wajahnya putih bersinar dan sangat tampan padahal belum dimandikan.., selamat jalan saudaraku tercinta yg paling setia..”


Munzir Al Musawwa, 5 juni 2012