Jumat, 10 Agustus 2012

Foto Bersama Tokoh FISIP UNS 2012



KELOMPOK MANDIRI bersama TUKANG BATU
OSMARU FISIP UNS 2012

Foto ini diambil sebagai kelengkapan tugas OSMARU FISIP UNS 2012

Cerpen : Surat Untuk Rose


Surat untuk Rose

Untuk Rose yang baik,

Sungguh aku sangat merindukan mu. Kau tahu, aku masih selalu mengingat masa kita dulu. Rasanya ingin menangis dan tertawa dalam waktu yang bersamaan.

Kala itu 1997. Tahun yang suram. Tidak hanya untuk mu, tapi juga untuk ku. Mahasiswa miskin yang ikut menggermbar gemborkan reformasi di depan gedung MPR demi mendapatkan sebungkus nasi dari para ibu ibu di trotoar yang melihat para mahasiswa yang turun ke jalan bak pahlawan reformasi mereka. Mungkin diantara sekian banyak mahasiswa kala itu, kita adalah mahasiswa paling tidak tahu malu. (kelak, kejadian ini akan membawa kita kepada prinsip hidup kita). Tapi harrus bagaimana lagi. Kala itu memang begitulah cara kita mendapatkan makan. Ya, makan untuk mu sendiri, untuk ku, dan untuk ibuku. Harga kebutuhan pokok kala itu sangat tinggi dan itu tidak terjangkau bagi kantong kita.

Aku masih ingat, engkau adalah Rosalina Sri Dewi, gadis yatim piatu yang membayar kuliah nya dengan membuka usaha binatu kecil kecilan. Dan usaha binatu itu harus vacum sementara waktu karena tempat binatu yang sekaligus rumah itu hangus terbakar kala masyarakat yang menginginkan reformasi sudah tidak sabar lagi. Itu membuat mu menjadi lebih miskin dan membuat mu satu rumah dengan aku dan ibu ku.

Aku tahu, kejadian itu membuat mu sangat frustasi. Mungkin sampai ingin mati. Aku juga tahu, bahwa kamu sangat tidak ingin dikasihani oleh siapapun dan sangat anti terhadap hutang. Tapi aku harus bagaimana lagi ?

Semanjak itu kamu masih tetap ingin membuka usaha binatu. Dan akhirnya, kamu membuka usaha ini di samping rumah kami. Kamu tahu Rose, tempat itu dahulunya adalah kandang ayam.

Aku tahu, usaha mu berjalan tidak mulus. Teman teman kampus mu sering telat membayar cucian mereka, dan kadang kamu hanya dibayar dengan sebungkus nasi. Aku salut dengan kemandirian mu. Walaupun kau hidup dengan keluarga ku, tak pernah sedikitpun kau menyusahkan. Kau sungguh gadis yang kuat.

Lambat laun, usaha mu mulai membuahkan hasil. Kejujuran dan manajemen waktu yang baik, membuat usaha binatu mu berkembang pesat. Aku salut. Kau menjaga kualitas, dan kau tidak pernah ingkar janji. Itu yang membuat para pelanggan selalu kembali lagi dan akhirnya menjadi pelanggan tetap.

Tapi, aku merindukan Rose ku. 20 Agustus 2000. Kau  beranikan diri pindah ke Jogjakarta. Kota pelajar impian mu. Aku tidak tahu dengan siapa kau hidup disana, dan bagaimana kau akan melanjutkan hidup. Kau hanya bilang, bahwa kau tidak ingin merepotkan aku, dan ingin mencba hidup mandiri. Rose, hidup mandiri seperti apa yang kamu inginkan ? Apa hidup seperti ini bukan cara hidup mandiri ? Hanya itu yang ingin aku tanyakan saat itu.

Semanjak itu, aku adalah penerus usaha binatu mu. Setelah kuliah, aku menerima cucian. Kemudian mengerjakan tugas kuliah. Dan ternyata pelanggan juga puas dengan hasil ku. Aku selalu merindukan mu. Selalu.

27 Mei 2007
Aku sangat mengkhawatirkan mu. Baru kali ini aku mengkhawatirkan mu sampai seperti ini. Kau tidak mengabariku. Aku tidak tahu kau dimana ? Apa kau termasuk korban gempa yang tergeletak itu ? Atau malah kau termasuk relawan yang selamat?
Rose. Aku Kinanthi Rindang. Aku meneruskan binatu mu sampai menjadi sebesar ini karena aku berharap kau akan kembali dan melihat nya. Lihat Rose, itu jerih payah mu kala kau muda. Lihat Rose, itu hasil dari begadang sampai malam hanya umtuk mencuci. Aku ingin kau melihat nya, dan mungkin membanggakan nya.

Rose yang  baik, sekarang biarkan aku berkata jujur. Aku mencintai mu. Sangat dalam. Aku tahu ini akan sulit. Tapi aku akan selalu menunggu mu. Dengan tersenyum.

Rose, dimanapun kamu berada, ingat prinsip kita, bahwa kita akan kembali untuk negeri ini. Bahwa kita akan menjadi penerus bangsa yang tahu malu. Dimanapun kau berada, pulanglah..


Delanggu, 08 Agustus 2012
Yasinta Adhiguna
Kelompok Mandiri
Jurusan Ilmu Komunikasi
“SEMANGAT OSMARU”